BOGOR,KOMPAS.com- Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Paledang,Kota Bogor,kondisinya rusak dan memprihatinkan.
Dalam pantauan Kompas.com di lokasi,kanopi JPO yang seharusnya melindungi pejalan kaki dari panas dan hujan,kini rusak parah.
Bahkan beberapa bagian kanopi ada yang bolong.
Baca juga: Jalur Penyeberangan di Depan SDN Pondok Cina 1 Depok Ditutup,Pejalan Harus Lewat JPO
Saat hujan,air bisa langsung mengenai warga yang melintas di jembatan. Begitu pula saat siang hari,pengguna jembatan akan terkena paparan sinar matahari langsung.
Warga Bogor bernama Herlina Triyanti (31) mengatakan,kanopi yang rusak membahayakan dan tidak nyaman bagi pejalan kaki.
“Kalau hujan kehujanan,kalau panas ya kepanasan. Bahaya banget sebenarnya kenapa harus dibiarkan aja ya,” ungkap Herlina saat diwawancarai Kompas.com,Kamis (15/8/2024).
Besi pelindung di sisi kanan dan kiri jembatan juga sudah berkarat.
Bahkan ada beberapa besi yang hilang.
Kondisi ini mengancam risiko keselamatan,terutama bagi para pengguna yang setiap hari melintasi jembatan ini.
Warga Bogor lainnya,Firmansyah (29),menyoroti tangga JPO yang curam dan sempit.
Baca juga: 40 Hari Rusak,Lift JPO Pinisi Sudirman Akhirnya Rampung Diperbaiki
Kondisi JPO itu menyulitkan orang tua,anak-anak,atau mereka yang membawa barang bawaan banyak.
Menurut dia,banyak lansia yang mengeluhkan kesulitan saat menaiki dan menuruni tangga JPO.
“Jarak antartangga itu tinggi,kalau turun terlalu curam. Waktu itu saja ada kakek-kakek yang sampai diam di tangga JPO karena tidak kuat,pengap mungkin. Akhirnya dia lebih milih turun lagi,” kata Firmansyah.
Sementara itu,warga bernama Ismi (37) mengatakan,pada saat jam berangkat dan pulang kantor,JPO ini sangat padat.
Jembatan ini merupakan jalur penghubung utama dari Lapas Paledang ke Stasiun Bogor,salah satu area tersibuk di kota.
Menurut Ismi,lebar JPO yang tidak terlalu luas diperparah kehadiran pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapak di atas JPO.
Baca juga: Pernah Tergelincir di JPO,Juhaini Sudah Satu Tahun Derita Sakit Kepala
JPO yang sebenarnya tidak terlalu luas menjadi semakin sempit,memaksa pejalan kaki untuk berjalan bergantian.
“Kalau jam berangkat sama pulang kerja itu ramai,apalagi orang pada buru-buru. Suka berhenti karena jalannya harus bergantian,berbagi jalan sama PKL yang jualan di JPO,” ujar Ismi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.